A review by iraboklover
Chasing the Prophecy by Brandon Mull

4.0

Yang lain berusaha untuk melindungimu dari rasa sakit hati. Kebenaran bisa menjadi hal yang menyakitkan. Kita menghabiskan sebagian besar hidup kita melindungi diri kita sendiri dari kebenaran dan juga menutupinya dari orang lain. Kita menggunakan kebohongan untuk mengurangi kegetiran hidup. Kita memimpikan hari esok yang lebih baik. Kita bersembunyi dari penyesalan dan memangkas keburukan. Kita bahkan berusaha bersembunyi dari kenyataan yang tak terhindarkan bahwa cepat atau lambat kita dan semua orang yang kita cintai akan mati.
(Chasing the Prophecy, hlm. 236)


Kutipan favorit saya dari buku ini. Jadi teringat dengan cerita The Sword of Shannara. Di sana tokohnya juga kuat karena berani mengakui kebenaran yang menyakitkan.

Syukurlah buku ketiga ini jauh lebih seru dari buku kedua. Saya bisa menyelesaikannya jauh lebih cepat.

Biasanya saya tidak suka membaca buku yang sepertinya tidak ada harapan seperti ini. Dimana musuh sangat kuat, sementara pahlawannya tampak tidak bisa apa-apa.

Tapi hal ini tidak berlaku untuk Beyonders. Cerita buku pertamanya, yang menggambarkan sebuah dunia tanpa pahlawan menurut saya unik dan pas. Saya tidak merasa Galloran atau Jason sama sekali tidak berguna. Meskipun Galloran sepertinya sudah hancur sedemikian rupa dan Jason hanyalah Orang Luar yang tidak tahu apa-apa.

Awalnya saya rasa petualangan Jason untuk mencari Kata hanyalah sebuah kesialan. Mau dicari atau tidak toh dia tetap bakalan diburu oleh Kaisar.

Tapi penilaian saya terhadap Jason berubah saat dia memutuskan untuk kembali ke Lyrian. Menurut saya itu keren sekali. Dia hanyalah seorang asing di sana, dan dia juga seorang buronan. Tapi Jason kembali, meninggalkan dunianya yang aman.

Sepanjang buku ketiga ini, saya dibuat penasaran bagaimana nanti ramalan yang dicari oleh Jason akan berdampak ke penyerangan Felrook. Saya terkesan dengan cara Jason menyingkirkan Maumet. Saya bahkan cemas sekali ketika Rachel akhirnya memutuskan untuk bertemu Maldor.

Tapi untunglah ceritanya diramu dengan baik. Rasa penasaran dan kecemasan saya terbayar tuntas. Endingnya juga oke. Meskipun membuat saya rada galau gimana gitu.

Ngomong-ngomong, saya penasaran dengan nasib torivor yang menantang Maldor. Apakah dia berhasil kabur? Atau ikut terkena ledakan orantium juga.

At last, Chasing the Prophecy merupakan penutup seri yang bagus. Seru sekali. Sayang bukunya tebal. Kalau tidak, seri ini bakalan saya masukkan ke dalam daftar buku yang akan dibaca ulang XD