A review by tsamarah
Kaki Kuda dan Cerita Lainnya by Ryƫnosuke Akutagawa

challenging dark emotional medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

3.0

Kaki Kuda dan Cerita Lain merupakan sekumpulan cerita pendek pilihan karya Ryunosuke Akutagawa yang di antaranya termasuk judul novella itu sendiri, lalu diikuti dengan beberapa cerita pendek Akutagawa yang populer seperti Rashomon, Hidung (Hana/The Nose), Bubur Ubi (Imogayu/Yam Gruel), Benang Laba-Laba (Kumo no Ito/The Spider's Thread), dan Dalam Semak Belukar (Yabu no Naka/In a Grove), yang menyematkan posisi Akutagawa sebagai Bapak Cerita Pendek Jepang.

Gaya penulisan Akutagawa memiliki ciri khas yang kini kerap ditiru oleh penulis Jepang modern: adanya unsur yang sekilas seperti genre magical realism, memilik metafora yang utuh dan banyak di setiap kata, dan atmosfir yang cukup absurd untuk diikuti oleh pembaca awam atau yang tidak terbiasa mengikuti tulisan cerita orang Jepang. Hal ini juga yang membuat saya sedikit sulit untuk memahami setiap cerita yang disuguhkan oleh Akutagawa, namun, bukan berarti tidak ada cerita yang tidak menarik di mata saya.

Salah satu contoh yang paling berkesan adalah cerita pendek yang berjudul Hidung; memiliki nada yang cukup humoris dan nyeleneh dalam menceritakan tentang seorang pendeta Buddha yang lebih terobsesi untuk memperbaiki hidungnya daripada menjalankan tugas-tugas spiritualnya sebagai pendeta. Rashomon sendiri memiliki karakteristik yang terkenal dan cukup ngeri dalam menyampaikan cerita tentang kelangsungan hidup, begitu pula dengan cerita pendek Kaki Kuda (dari judul buku) yang serupa memberikan kesan menyeramkan dan jijik di ceritanya.

Lalu, dari setiap cerita yang terbilang berbeda tersebut, adakah benang merah yang dapat disampaikan? Tentunya ada. Akutagawa memusatkan ceritanya ke dalam tema tentang moralitas dan sisi kemanusiaan seseorang; sampai batas mana seorang manusia mampu melihat mana yang baik dan buruk ketika dihadapkan dalam situasi yang membuatnya putus asa. Rasionalitas dan akal pikiran karakter-karakternya diuji seolah sedang dimasukkan ke dalam eksperimen psikologis, dengan hasil yang beragam dan, walaupun terlihat konyol dan lepas dari kenyataannya, sebetulnya merupakan gambaran erat akan realita yang ada.

Akhir kata, apakah Kaki Kuda dan Cerita Lain layak untuk dibaca? Menurut saya sendiri, buku ini dapat dibaca sebagai pengalaman sekali seumur hidup untuk mengenal bagaimana alur pikiran Akutagawa mengalir.

Expand filter menu Content Warnings