A review by rheinaocth
Lebih Senyap dari Bisikan by Andina Dwifatma

emotional reflective fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

“Di akhirat nanti, kalau aku ketemu Tuhan, akan kutanyakan kenapa Dia bikin tubuh perempuan seperti makanan kaleng. Kubayangkan di bawah pusar atau pantatku ada tulisan: Best Before: Mei 2026.” Hlm. 9

Tema yang diangkat buku ini ku rasa sangat dekat dengan kehidupan berumah tangga pada umumnya. Menceritakan kehidupan Amara dan suaminya yang menanti kehadiran seorang anak. Setelah bertahun-tahun perjuangan, akhirnya penantian mereka terbayarkan dengan hadirnya seorang anak laki-laki. Kehidupan yang Amara impikan serasa sempurna sampai akhirnya terjadilah masalah yang menghancurkan rumah tangganya. 

Menggunakan pov orang pertama, yaitu Amara, aku merasa seperti sedang membaca buku hariannya. Semua perasaan dan emosi Amara terasa sangat nyata buatku. 

Temponya sat-set, tapi aku deg-degan dan merinding banget pas baca bukunya. Apalagi waktu baca perjuangan Amara saat dia melahirkan. Kalimat dan penggambaran dari penulis sanggup bikin aku juga ngerasain takut, cemas dan mulas. 

Karena ditulis oleh seorang perempuan, tentu saja semua yang disampaikan terasa sangat nyata dan seolah kita juga ikut merasakan apa yang dialami sama tokohnya. 
Kita seolah diajak naik roller-coaster. Awalnya penuh harapan dan kebahagiaan, lama kelamaan makin tegang dan takut. Tapi aku bersyukur buku ini berakhir dengan cukup melegakan. 

Setelah baca buku ini, aku sangat berharap dan berdoa dengan sungguh-sungguh, semoga Tuhan kuatkan kita sebagai perempuan untuk berjuang menghadapi berbagai masalah dalam hidup kita nanti. 💕